Obati Trauma Stress dengan Pikoterapi
Dua tahun yang lalu terjadi perampokan di rumah Maura.
Selain merenggut nyawa ibundanya juga menyisakan trauma yang begitu dalam pada
diri maura. Sejak peristiwa itu, ia
lebih memilih mengurung diri dikamar dan tak mau berbicara sepatah katapun. Ia
juga selalu menangis histeris jika mendengar kegaduhan. Maura merasakan
ketakutan yag begitu hebat pasca
peristiwa perampokan itu. Keadaan maura yang mengasingkan diri dari lingkungan pergaulannya akan
semakin memperburuk kesehatan mental yang ia miliki. Hal ini sesuai dengan
pendapat Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) makin baik
interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya makin
terpencil interaksi sosialya makin beresiko mengalami gangguan psikiatris.
Untuk itu diperlukan suatu cara agar Maura kembali
seperti dulu lagi, dimana ia merupakan sosok gadis yang periang. Salah satu
cara untuk memulihkan kondisi mentalnya yakni dengan psikoterapi. Psikoterapi
merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya
emosional, diman seorang yang terlatih secara sengaja membina hubungan
profesional dengan seorang klien dengan tujuan menghilangkan, mengubah atau
memperlambat simtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif (Wolberg, 1967
dalam Pharess & Trull, 2001 dalam Ardhani, Rahayu, & Sholicatun, 2007).
Cara terapinya yaitu dengan meghidupkan kembali ingatan – ingatan Maura sebelum
terjadinya perampokan itu. Dimana kenangan – kenangan indah itu sedikit demi
sedikit akan memunculkan kesadaran Maura,dan membangunkannya dari alam bawah
sadar. Setelah kesadaran Maura kembali, perlahan – lahan ingatannya kemudian
dibawa ke peristiwa perampokan itu. Ini dimaksudkan agar Maura bisa menerima
semua kenyataan pahit itu lantas melanjutkan hidupnya lagi. Pada fase ini
support dari keluarga dan orang – orang terdekat sangat diperlukan agar kondisi
kejiwaan maura tidak kembali down. Selain
itu juga berfungsi sebagai pemicu semangat agar Maura mempunyai motivasi untuk
sembuh. Hal ini berdasarkan efektivitas terapi : variabel klien dimana motivasi
bagi seorang klien dalam menjalani proses psikoterapi menjadi hal yang sangat
penting karena dipenuhi oleh kecemasan, kemunduran, dan periode yang
kelihatannya tanpa perkembangan positif
(Ardhani, Rahayu, & Sholicatun, 2007).
Gangguan stress pasca trauma menurut Trull & Phares
(2011 dalam Ardhani, Rahayu, & Sholicatun, 2007) memang kecil
kemungkinannya untuk diringankan tapi bukan berarti lantas tidak ada harapan
untuk sembuh. Selama kita mau berusaha dan tetap ada dukungan dari keluarga,
khususnya penderita mempunyai motivasi yang tinggi untuk sembuh maka hal yang
tidak mungkin itu akan menjadi mungkin. Bukankah kesembuhan itu hanyalah milik
Allah SWT, dan atas kehendak – Nya
pulalah nantinya semua itu akan menjadi mungkin. Hal yang terpenting adalah
kita mau berusaha dan pantang menyerah dalam menjalankan usaha itu.
Daftar Pustaka :
Ardhani, Rahayu, & Sholicatun.(2007).Psikologi
Klinis.Yogyakarta : GRAHA ILMU
Notosoedirjo & Latipun.(2001).Kesehatan Mental,
Konsep & Penerapan.Malang : UMM PRESS
Comments
Post a Comment