Posts

Showing posts from March, 2014

Pesan Berantai Sarana Melatih Daya Ingat

Bermain games seperti pesan berantai sangat mengasyikan. Cara bermainnya pun juga sederhana yakni   pemain terdiri dari empat atau lima orang, berdiri agak berjauhan sebagai jarak bagi masing – masing pemain, pemain pertama dibisikan klue, kata, atau kalimat oleh pemandu lalu pemain pertama berjalan kearah pemain ke dua dan membisikan kata yang ia dengar tadi, begitu juga dengan pemain kedua setelah mendengar kata dari pemain pertama kemudian   berjalah dan membisikan    kata tersebut kepada pemain ketiga, begitu seterusnya sampai pada   pemain kelima atau pemain terakhir. Tugas pemain terakhir adalah melaporkan kata yang ia terima kepada pemandu, pemandu lalu menyesuaikan kata yang ia berikan kepada pemain pertama dengan hasil laporan dari pemain terakhir. Dari laporan tersebut dapat kita ketahui adakah penambahan atau pengurangan   dalam klue atau kalimat tersebut, perbedaan   antara satu individu dengan individu yang lain berkenaan dengan hasil dari klue atu kalimat tadi diseb

Pola Asuh Pembentuk Kepribadian Anak

Dalam berinteraksi dimasyarakat kita dihadapakan dengan banyak perbedaan, seperti perbedaan asal usul, agama, budaya, dan pendapat . Termasuk juga perbedaan karakter atau kepribadian yang dimiliki oleh masing – masing individu. Perbedaan karakter atau kepribadian   tersebut   dipengaruhi oleh perbedaan pola asuh sejak kecil.   John Locke (1632 – 1704 dalam Hasibuan, 2008) mengatakan bahwa manusia sewaktu lahir tidak dibekali dengan ilmu apapun, putih bersih atau tabularasa, dan lingkunganlah yang membentuk dan mengisi tabularasa dengan   pengetahuan dan pengalaman yang dialami anak. Lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak adalah lingkungan keluarga, dan faktor – faktor sosial dalam keluarga turut mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian dan neurosis individu (Korchin dalam Notosoedirjo,M & Latipun, 2001). Lalu pola asuh seperti apa yang mempengaruhi kepribadian indivudu?. Adakah dampak dari pola asuh tersebut terhadap individu?. Pentingkah kelekatan orang tua dengan

Managemen Kenangan Pahit

Kehidupan selalu menjadi guru terbaik   bagi semua manusia. Dimana didalamnya terdapat media pendewasaan diri lewat kejadian dan pengalaman – pengalaman hidup. Kejadian – kejadian tersebut ada yang   bersifat biasa saja, akan tetapi ada pula yang kian berarti bagi diri seseorang.   Keberartian itu menempatkan suatu kejadian ataupun orang   menjadi hal yang   paling baik diingat dimemorinya (Muslimah, 2013) dan mendapatkan tempat tersendiri dibenak orang tersebut. Ironisnya   pengalaman – pengalaman yang berkesan tersebut kebanyakan berupa hal – hal yang menyakitkan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Kenangan manis yang tinggal kenangan, dimana keberadaanya tak mungkin lagi untuk   diulang kembali, akan tetapi juga terlalu indah dan menyakitkan jika harus dilupakan serta dikenang. Kenangan - kenangan itu juga menempatkan seseorang pada dua kondisi yang sulit baginya, yakni antara melepaskan dan mempertahankannya. Melepaskan untuk kemudian melanjutkan perjalanan hidupnya lagi atauk

Membangkitkan Rasa Percaya Diri pada Orang dengan Kepribadian Introvert

Image
sumber: google.com              Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda – beda. Perbedaan kepribadian tersebut mempengaruhi caranya berinteraksi dengan orang lain ataupun lingkungannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Kartono, K & Dali, G ( Sjarkawim , 2006 dalam Haryanto, 2010 ) kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat , pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.                Menurut C.G Jung terdapat dua jenis tipe kepribadian berdasarkan perkembangan sosialnya yaitu kepribadian introvert dan ekstrovert. Kepribadian ekstrovert memiliki ciri khas mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri, menaruh minat pada orang lain, serta kegiatan – kegiatan sosial, ramah dan banyak teman, sedang kepribadian introvert cenderung menarik diri, pemalu, sukar berga

Kebutuhan Terpenuhi = Kesehatan Mental Terjaga

Image
sumber:google.com Ketidakmampuan individu dalam mengenali serta memenuhi kebutuhan hidupnya akan menyebabkan penyakit defisiensi (Maslow dalam Gobler, 1987 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001). Untuk itu agar kesehatan mental individu tetap terjaga, terlebih dulu ia harus mampu mengenali kebutuhannya kemudian berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu kebutuhan menurut Maslow adalah   kebutuhan untuk berprestasi dan aktualisasi diri. Berikut ini contoh dari usaha seseorang dalam memenuhi kubutuhan dirinya untuk berprestasi dan aktualisasi diri. Tina adalah seorang anak yang pandai bermain piano. Untuk mengembangkan bakatnya, orang tua tina mengikutkannya disebuah les piano. Akan tetapi selain jago piano, ia juga merupakan gadis yang   pemalu sehingga menyebabkan interaksinya dengan orang lain sangatlah kurang. Padahal menurut Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) makin baik interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya m

Membangkitkan Semangat Belajar dengan Persaingan

Belajar merupakan setiap perubahan yang relatif menetap dalam   tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan dalam Muslimah, 2013). Dalam belajar diperlukan suatu dorongan ataupun penggerak agar siswa bisa rajin dan tekun, sehingga memperoleh prestasi akademik yang memuaskan.   Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam (instrinsik) maupun dari luar individu (ekstrinsik), yang dapat mengembangkan daya kreasi dan imajinasi pelajar serta menjaganya tetap tekun belajar. Salah satu penggerak tersebut adalah dengan saingan atau kompetisi. Pesaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Sardiman, 2003). Prestasi   orang lain yang jauh lebih baik dari kita, akan menimbulkan keirian dan memicu semangat belajar dalam diri kita, dan berkeinginan untuk bisa mengunggulinya. Dengan kata lain kompetisi dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan belajar siswa. Contoh aplikasi persaingan sebagai  

Evaluasi Sarana Menilai Prestasi Belajar Siswa

Belajar merupakan tugas utama seorang siswa, baik di sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Belajar sebagai sebuah proses, hasilnya tidak diperoleh secara instant. Akan tetapi melalui suatu periode tertentu yang mengakibatkan bertambahnya   pengengetahuan dan perubahan perilaku individu (Walgito, 2005). Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi dan hasil prestasi yang diperoleh, maka diadakan sebuah evaluasi. Yaitu proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai siswa atau mahasiswa sesuai   dengan kriteria yang telah ditetapkan (Muslimah, 2013). Salah satu bentuk evaluasi tersebut ialah evaluasi sumatif, seperti UTS dan UAS. Evaluasi ini lazimnya dilakukan setiap akhir semester atau tahun ajaran, akan tetapi bisa diberikan juga ditengahn- tengah semester   (Muslimah, 2013). Evaluasi atau lebih dikenal dengan istilah ujian ini, merupakan momen penting bagi siswa karena dari sini akan diketahui prestasi belajar yang mampu ia capai. Walaupun ujian

MAKALAH JARINGAN SARAF

JARINGAN SARAF   Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron adalah perantara komunikasi antara otak dan tubuh, sedang neuroglia adalah   sel pendukung bagi neuron- sel neuroglia melindungi dan memelihara neuron. Rangsang adalah stimulus yang mengakibatkan perubahan dalam tubuh atau bagiannya. Kecepatan lintasan serabut mengirimkan pesan dari satu tempat ketempat lain berkisar   300 kilometer perjam. Neurohumor adalah ujung serabut saraf   pelepas zat kimia, yang bila salah satu sel mengeluarkan sinyal sel saraf yang lain sekitar 25000 akan siap beraksi. Jaringan saraf memiliki fungsi, yaitu: 1)       Mengetahui kejadian dan perubahan di sekitar, yang dilakukan oleh sistem indera 2)       Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar 3)       Mengendalikan kerja organ – organ tubuh supaya dapat bekerja secara teratur sesuai dengan fungsinya A.     STRUKTUR SEL SARAF ( NEURON ) Merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf.   Da

Menjaga Kesehatan Mental dalam keluarga Lower Class

Lower   Class adalah pekerjaan semi terampil atau pekerja kasar di pabrik atau pekerja tidak terampil. Pendidikan orang tua tidak tamat SD. Tempat tinggal dirumah petak atau Flat. Kehidupan sosialnya dijalanan atatu agen sosial ( Notosoedirjo & Latipun, 2001 ) . Seorang anak berasal dari keluarga lower class, pekerjaan   orang tua sebagai seorang tukang becak. Orang tua dari anak tersebut kurang memperhatikan perkembangan si anak dikarenakan fokus pada usahanya untuk mencukupi kebutuhan   keluarga, sehingga   menimbulkan ketidak percayaan dalam diri sang anak (minder) dan interaksinya dengan dunia luar kurang (menjadi pribadi tertutup).   Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) mengemukakan bahwa rendahnya interaksi sosial bisa menyebabkan gangguan mental.   Anak yang kurang   pergaulan bisa menjadi peyebab terkenanya gangguan mental, karena jika ada masalah cenderung ia pendam dan bisa jadi masalah itu bisa membuatnya stress . Jika hal ini terus dibiarkan, pe

Semua Bermula dari Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seorang anak. Secara tidak langsung keluarga mempunyai   andil yang cukup besar dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Bagaimana seorang anak bertingkah laku dimasyarakat bisa mencerminkan kondisi atau situasi dalam keluarganya.   Hasil survai yang dilakukan Lembaga Penelitian Pendidikan IKIP Bandung terhadap 920 orang anak nakal di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Wanita dan Anak-anak di Tanggerang ( Sobari, 2011 dalam Melania, 2012 ) menyatakan 51% anak nakal berasal dari keluarga broken home, 31% anak nakal berasal dari kelurga yang sering meninggalkan anaknya sendiri di rumah, dan 14,5% anak nakal berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan sering bertengkar. . Hal ini sejalan dengan pendapat Kartono, K (2002) bahwa kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga jelas memainkan peran besar dalam membentuk kepribadian remaja delikuen.   Orang tua yang sibuk bekerja sehingga menyebabkan interaksinya dengan an

CARA MENGATASI FOBIA

Sering kita temui disekitar kita orang yang mempunyai ketakutan berlebih terhadap suatu hal. Ini yang dinamakan dengan   Fobia , yaitu ketakutan yang luar biasa   dan tanpa alasan terhadap sebuah   obyek   atau situasi yang tidak masuk akal (Keyliana,R,2010). Bagi kita hal yang menjadi sumber ketakutan penderita fobia adalah hal biasa,tetapi bagi mereka   akan menimbulkan persaan tidak nyaman, cemas dan ingin menghindar dari sumber ketakutan tersebut. Jenis fobia yang sering ditemui antara lain ketakutan   akan ketinggian (hyperphobia), ketakutan akan air (hydrophobia), ketakutan akan darah, dan takut terhadap beberapa jenis hewan tertentu. Pada umumnya fobia disebabkan   karena peristiwa atau pengalaman pribadi di masa kanak – kanak yang   tidak menyenangkan sehingga menyebabkan trauma, kemudian hal tersebut   ditekankan kedalam   alam   bawah sadar   dengan pengertian yang salah tentang peristiwa itu sehingga timbulah fobia. Seorang penderita fobia bila terus – menerus dihadap