Menjaga Kesehatan Mental dalam keluarga Lower Class
Lower Class
adalah pekerjaan semi terampil atau pekerja kasar di pabrik atau
pekerja tidak terampil. Pendidikan orang tua tidak tamat SD. Tempat tinggal
dirumah petak atau Flat. Kehidupan sosialnya dijalanan atatu agen sosial
(Notosoedirjo & Latipun, 2001). Seorang
anak berasal dari keluarga lower class, pekerjaan orang tua sebagai seorang tukang becak. Orang
tua dari anak tersebut kurang memperhatikan perkembangan si anak dikarenakan
fokus pada usahanya untuk mencukupi kebutuhan
keluarga, sehingga menimbulkan
ketidak percayaan dalam diri sang anak (minder) dan interaksinya dengan dunia
luar kurang (menjadi pribadi tertutup).
Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) mengemukakan bahwa rendahnya interaksi sosial bisa menyebabkan gangguan mental. Anak yang kurang pergaulan bisa menjadi peyebab terkenanya gangguan mental, karena jika ada masalah cenderung ia pendam dan bisa jadi masalah itu bisa membuatnya stress. Jika hal ini terus dibiarkan, penulis memprediksi anak tersebut akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru dan membuat dia terasing, Keadaan terasing ini lebih rentan terkena gangguan mental. Hal ini sesuai dengan pendapat Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) bahwa makin terpencil dalam interaksi sosialnya makin beresiko mengalami gangguan psikiatrisnya.
Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) mengemukakan bahwa rendahnya interaksi sosial bisa menyebabkan gangguan mental. Anak yang kurang pergaulan bisa menjadi peyebab terkenanya gangguan mental, karena jika ada masalah cenderung ia pendam dan bisa jadi masalah itu bisa membuatnya stress. Jika hal ini terus dibiarkan, penulis memprediksi anak tersebut akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru dan membuat dia terasing, Keadaan terasing ini lebih rentan terkena gangguan mental. Hal ini sesuai dengan pendapat Barber (1964 dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) bahwa makin terpencil dalam interaksi sosialnya makin beresiko mengalami gangguan psikiatrisnya.
Agar kesehatan mental anak tetap terjaga, orang tua juga
harus memperhatikan perkembangan anaknya dan anak juga harus menyadari bahwa
keluarganya bukan dari strata atas, sehingga orang tuanya perlu bekerja keras
untuk menghidupinya. Selain itu anak juga perlu membuka diri dengan dunia luar
agar tidak menjadi pribadi yang tersing, dengan semakin banyaknya ia
berinteraksi dengan orang lain maka akan semakin baik kesehatan mentalnya.
Pengendalian ini berdasarkan teori dari Orford (1992 dalam Notosoedirjo & Latipun,
2001) yang mengatakan bahwa keluarga itu
merupakan lingkungan mikro yang sangat penting bagi individu dan dapat menjadi
pendorong bagi kesehatan mental para anggotanya jika situasinya baik, dan
menjadi penghambat perkembangan kesehatan mental jika situasinya kurang baik
dan teori dari Faris dan Dunham (1970
dalam Notosoedirjo & Latipun, 2001) bahwa interaksi kualitas sosial sangat
mempengaruhi kesehatan mental.
Daftar Pustaka:
Notosoedirjo, M & Latipun.(2001).Kesehatan Mental, Konsep & Penerapan.Malang : UMM PRESS
Comments
Post a Comment