Evaluasi Sarana Menilai Prestasi Belajar Siswa
Belajar merupakan tugas utama seorang siswa, baik di
sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Belajar sebagai sebuah
proses, hasilnya tidak diperoleh secara instant. Akan tetapi melalui suatu
periode tertentu yang mengakibatkan bertambahnya pengengetahuan dan perubahan perilaku
individu (Walgito, 2005). Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi dan
hasil prestasi yang diperoleh, maka diadakan sebuah evaluasi. Yaitu proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai siswa atau mahasiswa
sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan (Muslimah, 2013). Salah satu bentuk evaluasi tersebut ialah evaluasi
sumatif, seperti UTS dan UAS. Evaluasi ini lazimnya dilakukan setiap akhir
semester atau tahun ajaran, akan tetapi bisa diberikan juga ditengahn- tengah semester (Muslimah, 2013).
Evaluasi atau lebih dikenal dengan istilah ujian ini,
merupakan momen penting bagi siswa karena dari sini akan diketahui prestasi
belajar yang mampu ia capai. Walaupun ujian bukan hal baru lagi, akan tetapi
kehadirannya bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Ini dikarenakan
sifat penting dari ujian itu sendiri, yang bisa menimbulkan kecemasan,
sisnisme, selalu bergerak, tidak sabaran, tidak nyaman dengan waktu luang yang
ia miliki dan secara konstant sangat tertekan dengan waktu. Hal ini sesuai
dengan gejala – gejala stress yang
berasal dari tingkah laku atau psikologis yakni iritabilitas, depresi,
kecemasan, dan sinisme. Juga sesuai dengan individual
stressor kepribadian tipe A yang memiliki ciri – ciri selalu bergerak,
tidak sabaran, melakukan 2 hal dalam 1 waktu, merasa tidak nyaman dengan waktu
luang dan secara konstant sangat tertekan dengan waktu (Scaufis, 1993). Agar
ini tidak berpengaruh saat ujian berlangsung, maka sebaiknya rilekskan fikiran
terlebih dahulu, jangan terlalu cemas, anggap ujian ini sebagai ujian biasa
karena kecemasan berlebih akan membuyarkan semuanya. Hal yang paling penting adalah selalulah berfikiran positif.
Cara belajar yang digunakan siswa saat menghadapi ujian
biasanya sistem SKS atau Sistem Kejar Semalam. Dimana menurut penulis cara
belajar seperti ini kurang efektif. Dikarenakan porsi belajar yang berlebihan
apalagi sampai larut malam, bukan materi yang dikuasai akan tetapi malah
menyebabkan kantuk dan lelah di pagi hari. Kelelahan ini bisa menggangu
konsentrasi kita saat mengerjakan soal – soal ujian. Sehingga hasil yang
diperolehpun kurang maksimal. Cara belajar yang baik yaitu mengulang kembali
materi yang diajarkan setelah pulang sekolah ataupun kuliah. Sehingga saat akan
ujian tinggal menyempurnakan materi yang kurang dimengerti saja.
Diadakannya evaluasi setiap setengah semester atau akhir
semester ini bukan tanpa sebab. Akan tetapi terdapat tujuan yang ingin dicapai
sesuai yang dikemukan oleh Muslimah (2013), yakni
1.
Mengetahui tingkat kemajuan
yang telah dicapai dalam satu periode
2. Mengetahui posisi siswa dalam kelas
3.
Mengetahui tingkat usaha
yang dilakukan dalam belajar
4.
Mengetahui pendayagunaan
kapasitas kognitif oleh siswa
5.
Mengetahui sejauh mana
keefektifan suatu metode mengajar yang diberikan guru
Berkenaan dengan sifat pentingnya sebuah ujian, persiapan
yang perlu dilakukan adalah jauh – jauh hari sebelumnya tetaplah belajar dengan mengulang kembali
materi setelah materi tersebut diberikan. Bukan malah menumpuk materi dan baru
mempelajarinya saat akan ujian. Juga hindarkan dari perasaan cemas yang
berlebih dan sinisme, karena fikiran negatif itu turut mempengaruhi kerja kita saat ujian. Tetaplah
berfikiran positif dan apapun hasilnya walau mungkin itu kurang bagus. Bukan
berarti kita tidak kompeten, karena menurut penulis yang terpenting dari sebuah
belajar adalah prosesnya yang akan membuat kita menjadi lebih baik. Lalu hasil
belajar yang dinyatakan dengan angka – angka sebatas bentuk formalnya. Akan
tetapi bukan berarti kita lalu membiarkannya begitu saja, jika hasil yang kita
peroleh dari evaluasi itu jelek, maka
kita perlu lebih giat lagi dalam belajar.
Daftar
Pustaka :
Muslimah.(2013).Hand
Out Psikologi Pendidikan.Yogyakarta : UP45
Scaufis,M.(1993).Stress
and coping.In McWalters, M (Revised Edition), Understanding psychology ( pp 206 – 224).NSW:McGraw-Hill
Walgito.(2005).Pengntar
Psikologi Umum.Yogyakarta : ANDI OFFSET
Comments
Post a Comment