Sikap Penyebab Seseorag Berperilaku
Menurut Kohler dan Berman (1979 dalam Fisher, 1982 dalam
Shinta, 2002) bahwa sikap itu cenderung akan menyebabkan timbulnya sebuah
perilaku seseorang terhadap orang lain ataupun perilakunya terhadap lingkungan
sekitar. Dimana arti sikap itu sendiri merupakan suatu kecenderungan indidvidu
untuk mengevaluasi dan membuat tanggapan terhadap obyek – obyek sosial dengan
cara – cara yang konsisten dan mempunyai arah favorable (menyenangkan) dan
ufavorable (tidak menyenangkan) (Fisher, 1982 dalam Shinta, 2002). Sebagai
contoh Dini tidak suka dengan Vera, maka Dini akan berperilaku menjauhi Vera,
walaupun mereka berada dalam satu divisi yang sama. Ini disebabkan karena
keslahan fahaman di masa lalu yang tak terselesaikan hingga terbawa dalam pekerjaannya
di masa kini. Mereka cenderung akan berperilaku saling menjauh dan acuh tak
acuh satu sama lain.
Sikap itu cenderung rumit sehingga perlu mempelajari fungsi
dari sikap itu sendiri agar bisa mendalami tentang konsep dari sikap. Dimana
menurut Kahz (1960 dalam Fisher, 1982 dalam Shinta, 2002) fungsi sikap
dibedakan menjadi empat (4) macam, yaitu:
1. Sikap memberikan kenyamanan
Prinsip dari sikap ini yakni segala sesuatu yang
mendatangkan punishmen atau hukuman
akan dihindari, sedang sesuatu yang menghasilkan reward atau hadiah cenderung akan dilakukan. Sehingga seseorang
dalam bersikap akan mencari reward
yang sebanyak – banyaknya. Sebagai contoh ada anak SMP yang tidak suka dengan
pelajaran matematika, sehingga nilainya selalu jelek dalam mata pelajara itu.
Suatu hari ada peningkatan dalam nilai matematikanya, ibu anak tadipun
memberinya hadiah. Sekali mendapat
hadiah ia jadi lebih bersemangat dalam belajar matematika, kemudian setalah tiga
kali mengalami kenaikan nilai
matematika dan selalu menadapat hadiah,
Anak tadipun akhirnya jadi senang belajar matematika. Sampai pada ketika reward itu dihilangkan anak tersebut
tetap mau belajar matematika dan tetap mendapat nilai yang baik.
2. Sikap sebagai bentuk pertahanan dari ego
Adanya sikap ini digunakan untuk melindungi ego atau diri
pribadi dri kenyataan yang tidak menyenangkan. Misal seseorang takut dengan
ketinggian maka orang tadi akan menghindari semua yang berbau ketinggian, ia
juga tidak akan suka dengan kegiatan yang berhubungan dengan ketakutannya itu,
seperti panjat tebit, tidak berani memanjat ke atas pohon, dan lain sebagainya.
Sikap tidak suka dan perilaku menjauhi ini merupakan mekanisme pertahanan dirinya
agar orang lain tidak mengetahui apa yang menjadi rahasianya.
3. Sikap sebagai ekspresi dari nilai – nilai atau citra diri
Seseorang dalam bersikap dan berperilaku sehari – hari
merupakan cerminan dari nilai dan kepercayaan
yang dianutnya. Misalnya saja sejak kecil tina diajarkan oleh ibunya
bahwa mencuri itu tidak baik, dan nilai tersebut telah tertanam kuat dalam
pribadinya. Suatu saat ketika ia dalam keadaan serba kekurangan dan lingkungan
bisa mempengaruhinya kearah tindakan mencuri, tina tidak akan melakukan hal itu
karena kepercayaan yang telah tertanam dalam dirinya. Ia lebih memilih mencari
rezeki yang halal walau sedikit.
4. Sikap merupakan penambahan pengetahuan.
Adanya kontak langsung dengan obyek akan menyebabkan
bertambahnya realitas sosial dan kepercayaan serta merubah perilaku terhadap
seseorang yang awalnya hanya mengetahui informasi berkenaan dengan diri obyek
dari pihak lain. Sebagai contoh kabar yang didengar veti tentang pribadi tio
adalah sosok cowok yang dingin dan cuek. Suatu ketika veti berkesempatan untuk
mengenal lebih jauh tentang priadi tio. Hasil interaksi veti dengan tio
menyimpulkan bahwa tio itu orangnya asyik, bawel, dan perhatian. Ia memang
seolah-olah terlihat cuek kepada orang yang baru kenal, akan tetapi sebenarnya
dia itu pribadi yang menyenangkan dan perhatian.
Berdasarkan fungsi sikap diatas, prediksi penulis
berkenaan dengan sikap dini dan vera, termasuk dari fungsi sikap dalam bentuk
pertahanan diri atau ego. Sikap acuh tak acuh dan tak saling menyapa ini
dilakukan untuk menutupi kejadian di masa lalu yang tidak mengenakan diantara
mereka. Dimana kejadian masa lalu itu mengakibatkan sakit hati dan belum
terselesaikan sampai saat ini.
Keadaan ini tidak boleh terus dibiarkan seperti itu,
diperlukan sebuah pengendalian agar hubungan dini dan vera kembali membaik.
Menurut penulis sebaiknya masalah di masa lalu itu dibicarakan dengan baik –
baik, dan harus ada saling memaafkan diantara keduanya. Walau bagaimanapun
mereka kini berada di satu tempat yang sama dan pastinya akan dibutuhkan
kerjasama antara mereka berdua. Semua kejadian masa lalu itu tidak boleh dibawa
ke masa kini dan keduanya harus mulai memaafkan dan membuka lembaran yang baru.
Sikap cenderung akan mengaruhi perilaku seseorang
terhadap orang lain ataupun lingkungan sekitarnya, dimana salah satu fungsinya
sebagai alat untuk mempertahankan ego atau harga diri.
Daftar Pustaka:
Shinta.(2002).Pengantar Psikologi Sosial Edisi Kedua.
Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45
Comments
Post a Comment