Superego Mengekang Orang dari Perilaku Menyimpang
sumber:google.com |
Untuk merealisasikan id ini diperlukan sub sistem yang
kedua yaitu ego. Dimana keberadaan ego merupakan penghubung antara tuntutan id
dengan realisasi di dunia luar (Rakhmat, 1996). Ego ini juga lebih bersifat
realistis, artinya ego mampu mempertimbangkan nilai – nilai moral dan melihat
kenyataan yang ada. Peranan ego dalam contoh kasus andi ini berupa pemberian
peringatan oleh ego bahwa mencuri adalah perilaku yang tidak baik. Akan tetapi
jika tetap dituruti maka akan menimbulkan perasaan bersalah. Selain itu juga
akan menyebabkan andi berurusan dengan pihak yang berwajib jika ketahuan
mencuri jam Tono. Ego akan membuat andi menimbang – nimbang lagi apakah ia
tetap akan melanjutkan niatnya untuk mencuri jam itu, ataukah mencari
alternatif lain agar tetap bisa memiliki jam yang serupa dengan jam milik tono.
Disaat kebimbangan mulai melanda, disitulah diperlukan
sub sistem ketiga yang berupa superego. Superego merupakan pengatur dari
kepribadian dan mengarah kepada hati nurani yang merupakan internalisasi dari
norma – norma sosial atau kultural masyarakatnya (Rakhmat, 1996). Superego akan
membuat ego mempertimbangkan keinginan id yang bersifat menyimpang dan
menekannya ke alam bawah sadar. Sehingga seseorang bisa terhindar dari perilaku
yang menyimpang dari moral, khususnya nilai – nilai dimasyarakat dan merugikan
orang lain. Adanya superego akan memberikan dorongan ke andi agar tidak mencuri
sehingga dia mengurungkan niatnya untuk memiliki jam tangan kepunyaan tono.
Superego juga akan memunculkan alternatif lain agar keinginan andi untuk
memiliki jam tangan tersebut tetap terpenuhi yaitu dengan cara membeli sendiri
jam tangan yang serupa dengan kepunyaan tono.
Menurut penulis,
pandangan Freud dipengaruhi oleh filsafat Descartes yang membagi manusia
menjadi dua macam zat yang berbeda secara hakiki. Kedua zat tersebut adalah ras
cogitans (yang dapat berfikir) dan ras extensa (zat yang mempunyai luas)
(Gerungan, 1987 dalam Sobur, 2003). Dimana ras cogitans milik descartes sesuai
dengan teori superegonya freud, yang lebih mengutamakan kehidupan rohani,
bersifat bebas dan tidak terikat oleh hukum – hukum alam serta tidak
mementingkan material atau kesengan semata. Zat yang kedua dalam pandangan
descartes yaitu ras extensa, teori ini merupakan kebalikan dari ras cogitans
yang mementingkan rohaniah. Ras extensa justru hanya menginginkan kesengan
saja, sifatnya tidak bebas, mementingkan materi dan dikuasai oleh hukum – hukum alam (Gerungan, 1987 dalam Sobur,
2003). Pandangan kedua descartes ini sama persis dengan id milik freud, yang keberadaannya
hanya untuk memenuhi kebutuhan kesengana saja.
Adanya keinginan – keinginan terpendam dalam diri
seseorang kadang bisa membuatnya berperilaku menyimpang. Sehingga dengan adanya
superego akan membuatnya mengurungkan niat untuk berbuat menyimpang dan
merugikan orang lain.
Daftar
Pustaka:
Rakhmat.(1996).PSIKOLOGI
KOMUNIKASI.Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA
Sobur.(2003).Psikologi
Umum dalam Lintasan Sejarah.Bandung : CV. PUSTAKA SETIA
Comments
Post a Comment