Metode Fernaid untuk Mengatasi Kesulitan Membaca

sumber :  google.com


Membaca membanyak banyak manfaat dalam kehidupan, akan tetapi juga terdapat beberapa kasus yang sering dialami anak-anak berkenaan kekeliruam membaca. Kekeliruan tersebut bisa berupa penghilangan suku kata, penyisispan kata baru dalam sebuah kalimat, pengcapan kata yang salah, maupun pembalikan dalam membaca kata, dan tidak mengetahui arti sebuah kata (Abdurrahman, 2012 dalam Gayatri, 2014). Gejala-gejala tersebut merupakan indikasi bahwa anak sedang mengalami kesulitan dalam membaca. Dimana pengertian dari kesulitan membaca sendiri adalah suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar serta sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa (Bryan & Bryan, dalam Mecer, 1979 dalam Abdurrahman, 2012, dalam Gayatri, 2014).

Prediksi penulis jika seorang anak terus-terusan mengalami kesulitan membaca maka perkembangan anak tersebut akan terganggu. Selain itu akan banyak wawasan dan ilmu yang pengetahuan yang terlewatkan oleh anak yang mengalami kesulitan membaca tadi. Dimana dengan membaca dapat meningkatkan ketrampilan kerja, penguasaan dalam bidang akademik, memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial budaya, politik, an memenuhi kebutuhan emosional (Mecer, 1979 dalam Abdurrahman, 2012, dalam Gayatri, 2014).

Agar kesulitan membaca tidak meresahkan perkembangan anak, maka diperlukan suatu metode untuk mengatasi kesulitan membaca itu sendiri, salah satunya adalah metode ferdian. Metode ferdian atau metode VAKT (visual, auditory, kinesthetic, and tactile) merupakan sebuah metode yang mengajarkan anak membaca dengan melihat dan mengulang bacaan. Terdapat empat tahap dalam pengajaran metode ini, yang pertama adalah bahan ajar dituliskan dalam selembar kertas dengan krayon, kemudian anak disuruh menelusuri tulisan tersebut dengan jari-jari tangannya. Selama proses penelusuran ini tentu anak akan melihat tulisan tersebut, kemudian secara berulang-ulang suarakan tulisan tadi dengan keras. Pengulangan ini dimaksudkan agar anak mampu menuliskan kembali kata dalam kertas dengan benar tanpa melihat sampelnya.

Tahapan kedua dalam metode ferdian yakni bukan lagi menuliskan bahan ajar pada kertas melainkan pada papan tulis, dengan tugas murid mengucapkan tulisan yang tertera dipapan tulis tadi. Setelah itu pada tahap ketiga anak mulai belajar kata-kata baru baik melalu media cetak seperti buku maupun melalui papan tulis. Proses ini terjadi saat anak melihat dan menyuarakan kata yang tertulis dipapan tulis kemudian menuliskan lagi kata tersebut dibukunya dan mulai membaca sendiri tulisan dari buku-buku. Tahapan terakhir dalam metode ferdian yakni anak mulai bisa mengingat kata-kata yang telah ia pelajari baik melalui papan tulis maupun tulisan cetak.

Penerapan metode ferdian ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan belajar anak. Dimana dalam melatih anak untuk membaca juga perlu memperhatikan masa peka anak dalam membaca. Sehingga anak akan lebih mudah menangkap apa yang diajarkan kepadanya. Masa peka sendiri adalah masa dimana kemungkinan perkembangan suatu fungsi maksimal besarnya. Umumnya masa peka anak dalam membaca adalah saat usia 4 tahun dan paling akhir adalah usia 7 tahun (Listiari, 2014). 


Daftar Pustaka:
Gayatri.(2014).Kumpulan Mengajar Materi Psikologi Umum. Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45
Listiari.(2014). Handout Psikologi Perkembangan Bab IV. Yogyakarta : Universitas Proklamasi 45

Comments

Popular posts from this blog

YAYASAN BINA POTENSI YOGYAKARTA

Kliping Koran:Dirintis, Sistem Royalti Lukisan

Gaya Kepemimpinan Demokratis