Aktualisasi Diri Terpenuhi, Kepribadian Anak Menjadi Baik

sumber:google.com


Kebutuhan aktualisasi diri menunjang terbentuknya kepribadian yang baik dalam diri individu. Dimana kepribadian antara satu orang dengan orang lainnya tidak sama dan adanya kepribadian ini menjadikan manusia menjadi makhluk yang unik. Pengertian kepribadian sendiri adalah organisasi psikofisik yang dinamis, unik, relatif mantap, berbeda satu dengan yang lainnya, yang mewarnai atau dipakai seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (Dewi, 2014). Sudut pandang kepribadian dalam pandangan humanistik menekankan seorang individu tumbuh kearah kebebasan untuk memilih takdirnya sendiri, dan pertumbuhan pribadi yang positif (Gayatri, 2014). Sebagai contoh seorang anak sangat pandai sekali melukis, ia ingin sekali melanjutkan ke sekolah seni agar bakatnya itu semakin berkembang dan tersalurkan. Akan tetapi kedua orang tuanya menyuruhnya masuk ke kedokteran untuk meneruskan jejak sang ayah. Konflikpun akhirnya muncul di dalam diri sang anak, antara mengikuti kemauannya atau memilih masuk sekolah seni. 

Penulis memprediksikan jika si anak tetap mengikuti kemauan sang ayah akan membuat semangatnya dalam belajar menjadi rendah. Ini dikarena apa yang ia jalankan saat ini bukanlah kemauannya. Anak tadi cenderung akan mempunyai prestasi belajar yang rendah dalam bidang kedokteran. Selain itu ia juga bermalas-malasan untuk pergi ke kampus atau yang lebih parahnya lagi selalu membuat masalah di kampusnya sebagai ajang pelampiasan kekesalannya.  Hal ini tentu saja akan berbeda jika anak tadi memilih mengembangkan bakatnya dengan masuk ke sekolah seni. Sekolah seni karena sesuai dengan kesenangannya tentunya akan menjadikannya semakin bersemangat dalam belajar. Imbas semangat yang membara ini akan membuat anak tadi mengukir berbagai prestasi baik prestasi akademik maupun non akademik dengan mengikuti berbagai lomba berbekalkan kemampuannya dalam bidang seni. 

Untuk itu pengendalian yang baik atas kasus anak tadi yakni membiarkannya menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya atau dengan kata lain membiarkannya masuk ke sekolah seni untuk mengembangkan bakat yang ia miliki.  Hal ini sesuai dengan teori kepribadian dari sudut pandang humanistik, dimana dalam pandangan Maslow seseorang akan menjadi manusia yang seutuhnya, cenderung mengejar kebaikan yang lebih besar, dan toleran terhadap orang lain jika kebutuhan aktualisasi dirinya telah tercapai (Gayatri, 2014). Logisnya seperti ini, orang yang bisa menyalurkan bakat yang ia miliki sebagai bagian dari kebutuhan aktualisasi dirinya, tentu akan memiliki rasa empati dan toleran yang tinggi terhadap orang lain. Kemudian untuk orang yang aktualisasi dirinya terhambat, cenderung akan acuh terhadap orang lain. Dalam benak mereka “kenapa harus peduli terhadap orang lain toh aku sendiripun juga tidak dipedulikan”.

Kebutuhan aktualisasi diri yang terpenuhi maka akan mejadikan anak tumbuh dengan kepribadian yang baik, dan lebih peduli terhadap sesama. Aktualisasi anak ini pun akan berjalan dengan baik jika faktor lingkungan turut mempermudah peyaluran bakat sebagai bagian dari kebutuhan aktualisasi diri tersebut.


Daftar Pustaka :
Gayatri.(2014).Materi Mengajar Psikologi Umum Bab XI. Yogyakarta : Universitas Proklamasi 45
Dewi.(2014). Handout Psikologi Kepribadian I Pertemuan ke 2.Yogyakarta : Universitas Proklamasi 45

Comments

Popular posts from this blog

YAYASAN BINA POTENSI YOGYAKARTA

Kliping Koran:Dirintis, Sistem Royalti Lukisan

Gaya Kepemimpinan Demokratis