Kliping Koran : Petani Diajak Pakai Pupuk Organik
sumber:google.com |
Yogyakarta
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Partogi Dame
Pakpahan mengatakan bahwa tanah pertanian di Bantul sudah memasuki grade 2 atau
mendekati lampu merah untuk penggunaan pupuk kimia. Efek dari penggunaan pupuk
kimia bertahun-tahun ini akan menyebabkan tanah rusak. Oleh karena itu para
petani di Bantul dihimbau untuk kembali menggunakan pupuk organik.
Efek
penggunaan pupuk organik memang tidak akan langsung terlihat seperti halnya
pupuk kimia, tetapi pupuk organik ini akan membuat tanah semakin subur sehingga
baik bagi hasil pertanian. Untuk mendorong pemakaian pupuk organik ini sendiri,
pihak pemerintah telah memberikan subsidi 45% sehingga harganya menjadi lebih
murah. Satu kilogram pupuk dijual dengan harga Rp 500, meskipun harga
produksinya lebih dari Rp 1.000. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan
berupa hewan ternak sehingga kotorannya dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk
organik.
Produksi
pupuk organik sendiri disetiap kecamatan ada, kecuali kecamatan Dlingo dan
Pajangan karena kedua daerah tersebut bukan persawahan. Produksi pupuk organik pertahun mencapai
1.800 ton dari total lahan 15.000 hektare. Jumlah lahan tersebut masih dibagi
atas 13.000 hektare sawah irigasi teknis dan 2.000 hektare sawah tegalan. Semua
upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Bantul ini diharapkan mampu
mengembalikan kesuburan tanah di Bantul.
Hubungan
artikel diatas dengan psikologi lingkungan yakni kita harus menggunakan produk-produk
yang pro terhadap lingkungan agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Sumber:
Say.(2015). Petani Diajak Pakai Pupuk Organik. Tribun
Jogja, 23 Maret, hal. 9
Comments
Post a Comment