Kliping Koran : Pemulung Hobi Mendalang, Kirtos Populerkan Wayang Rombeng
sumber: google.com |
Pagelaran
wayang biasanya menggunakan peralatan wayang kulit ataupun wayang golek, akan
tetapi hal berbeda ditemukan di Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang.
Piranti-piranti yang digunakan dalam menggelar pertunjukan wayang ini berasal
dari barang-barang rongsokan dan tidak berguna alias barang rombeng. Wayang
rombeng sendiri merupakan hasil kreativitas dari Sukirtos (35) yang notabene
selain berprofesi sebagai dalang wayang rombeng juga menjadi pemulung. Ide pembuatan wayang rombeng ini
berawal dari pemikiran kirtos tentang mubazirnya jika rongsokan yang banyak hanya dijual ke
tengkulak rongsok.
Sejak
dipertunjukan di masyarakat pada April 2014, Kirtos dan wayang rombengnya
semakin populer dikalangan penduduk Ajibarang dan sekitarnya. Setiap malampun
kirtos dan tujuh pengrawit selalu menggelar latihan di halaman rumahnya, tak
pelak banyaknya penonton yang hadir dimanfaatkan untuk menggalang dana demi
peningkatan mutu dari wayang rombeng ini. Hal ini bisa dilihat pada latihan
hari Sabtu tanggal 24 Mei 2014, wayang rombeng kirtos sudah diubah menjadi
wayang tiga dimensi. Awalnya wayang rombeng kirtos sangat sederhana dan biasa,
kini barang-barang bekas tersebut telah dihiasi dengan kain warna-warni dan
diberi bambu sebagai tangan yang dikaitkan kebarang rongsok serta diberi mur
baut. Jadilah wayang rombeng ini layaknya wayang berwujud manusia.
Pertunjukan
yang dibawakan selama dua jam ini menyuguhkan lakon-lakon ringan dan mudah
dipahami yang diangkat dari kehidupan sehari-hari kirtos, seperti lakon minggu
lalu mendhoan tempe. Asmara simbolik kekuatan mendhoan tempe yang sering
membuat pusing para lelaki. Sementara dari segi bahasa, kirtos memilih
menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan. Selain menggunakan bahasa banyumasan
diselipkan juga lagu-lagu tradisional banyumasan, yang tentunya semakin membuat penonton tertarik
terhadap wayang rombeng Dalang Kirtos ini.
Hubungan
psikologi lingkungan dengan kliping ini yakni saat situasi tidak mendukung kita
mengembangkan bakat atau hobi yang kita gemari, kita harus jeli memanfaatkan
apa yang ada disekitar kita untuk memaksimalkan potensi dari bakat tersebut.
Bukan lantas menyerah karena tidak tersedianya fasilitas. Situasi yang tidak
mendukung bukanlah hal penting yang bisa menghambat berkembangnya suatu
kemampuan, yang mana hal tersebut dapat diatasi dengan berfikir kreatif atas
apa yang ada disekeliling kita.
Sumber:
Romadhon, E. (2014). Pemulung
Hobi Mendalang,Kirtos Populerkan Wayang Rombeng. Kedaulatan Rakyat, 30 Mei,
hal.15
Comments
Post a Comment